Memasak bersama keluarga dapat mengasah kemampuan berbahasa anak!

Ada banyak alasan mengapa beberapa orang tua lebih suka memasak sendiri di dapur daripada melibatkan anak-anak.
Seperti untuk mempercepat proses memasak, lebih rapi, bersih dan tentu lebih mudah.
Padahal, banyak sekali hal-hal baik yang bisa anak dapatkan dan pelajari dari kegiatan memasak.
Dari quality time bersama, mempererat bonding, keterampilan tangan, juga mengasah soft skill anak.
Selain berlatih bertanggung jawab, kemandirian, dan kreativitas, kemampuan soft skill bahasa anak juga dapat terlatih saat mereka memasak.

Bagaimana caranya?

Menambah kosakata.
Resep adalah salah satu bacaan yang terkesan sederhana namun cukup sulit untuk dipahami bagi anak-anak.
Pertama karena kalimat-kalimat yang ada biasanya sangatlah ringkas dan padat namun menggunakan kosakata yang begitu beragam.
Mungkin bagi anak-anak, mereka pertama-tama akan kesulitan membedakan antara memotong dan mengiris.
Bahkan belum tentu anak-anak bisa menyebutkan naman berbagai macam alat memasak.
Tanya kata-kata yang mereka tidak ketahui dan minta mereka mencari artinya di internet atau kamus.

Mengikuti instruksi.
Tentu saja resep dibuat untuk diikuti secara berurutan agar menghasilkan masakan dengan citarasa yang sesuai.
Dengan memahami instruksi di resep, akan melatih anak mengikuti instruksi yang muncul di kehidupan sehari-hari.
Orang tua bisa memberikan kepercayaan pada anak untuk menyiapkan beberapa poin instruksi saat memasak, misalnya, agar anak terbiasa mengikuti langkah-langkah yang tertulis.

Melatih kemampuan memahami bacaan (komprehensi).
Membaca resep mungkin terkesan mudah, namun memahami resep membutuhkan kemampuan tersendiri.
Anak-anak mungkin bisa membaca resep namun mereka belum tentu memahami mengapa instruksi A dilakukan sebelum B dan apa yang terjadi jika salah satu langkah kecil terlewati.
Diskusikan ini dengan anak sebelum memulai memasak sehingga mereka bisa memahami resep secara keseluruhan, bukan hanya langkah per langkah.

Setelah anak-anak lebih fasih dalam memahami resep dan instruksi yang ada, Parents bisa memberikan challenge kecil seperti meminta mereka memodifikasi sebuah resep singkat.
Dari sebuah resep nasi goreng, misalnya, minta mereka menambahkan bahan-bahan lain seperti topping atau makanan pendamping ringan.
Atau saat hendak membuat brownies, berikan mereka kebebasan untuk memakai loyang yang berbeda dan mereka bisa belajar apakah hasil yang sama akan mereka dapatkan.

Memang pada awalnya mengajak anak terlibat di dapur terkesan sangat mengintimidasi orang tua, namun dengan banyaknya hal yang mereka pelajari juga kebersamaan yang terjadi,
ini adalah salah satu hal yang harus Parents lakukan.
Bahkan jika Parents tidak jago memasak, waktu ini bisa dipakai untuk sama-sama belajar.

source: cookingwithlanguages.com